Fisiologi Massage, Pemulihan Kelelahan (Recovery) dalam Olahraga
Massage sebagai rekayasa pemulihan, sudah sejak lama diketahui oleh masyarakat luas. Akan tetapi mekanisme fisiologis massage agaknya belum benar-benar dipahami. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini admin akan menguraikan mekanisme fisiologi dari massage.
Dengan dipahaminya mekanisme fisiologi massage maka akan dapat dipahami berbagai cara massage dan dengan demikian akan dapat dipilih salah satu cara massage yang paling fisiologis, paling mudah, paling murah serta sesuai dengan kondisi yang ada.Kelelahan
Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan oleh karena (akibat dari) melakukan kerja atau olahraga tertentu. Penurunan kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga ini disebabkan oleh karena intensitas dan durasi kerja atau olahraga itu telah menyebabkan terjadinya gangguan homeostatis. Kondisi ini secara subjektif dirasakan sebagai kelelahan. Oleh karena itu kelelahan adalah citra subjektif dari adanya gangguan homeostatis, yang berdampak pada menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau penampilan seseorang dalam olahraga (kesehatan prestasi). Oleh karena itu pula maka kelelahan perlu dicegah dan/atau segera dipulihkan. Hakekat pemulihan adalah pengembalian kondisi homeostatis kepada kondisinya yang normal. Pemulihan dapat terjadi secara spontan akan tetapi dapat dipercepat melalui upaya rekayasa.
Kelelahan adalah citra subjektif dari adanya gangguan homeostatis, yang berdampak pada menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau penampilan seseorang.
Massage adalah upaya pemulihan (recovery) yang bersifat rekayasa (artifisial) atau buatan, yang tujuannya adalah untuk mempercepat peroleh diperolehnya pemulihan itu. Pemulihan ialah diperolehnya kembali kondisi homeostatis yang normal, yaitu kondisi fisiologis yang terbaik bagi sel-sel tubuh, yang berarti kondisi yang terbaik bagi makhluk yang bersangkutan.
Gangguan homeostatis yang secara subjektif dirasakan sebagai kelelahan sampai pada ketidakberdayaan dapat terjadi oleh karena:
- Sumber energi tidak diperoleh (kelaparan) atau sumber energi dalam tubuh terkuras habis oleh karena melakukan aktivitas fisik yang berat dan atau berlangsung lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kelelahan akut. Pemulihan untuk hal ini dengan sendirinya ialah memberikan sumber energi di dalam tubuh. Yang sangat perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan ini pada olahragawan pada umumnya ialah tersedianya jumlah karbohidrat yang cukup dalam otot-ototnya, khusus olahragawan cabang olahraga dengan komponen anaerobik dan aerobik yang tinggi. Oleh karena itu masalah pemuatan kembali (reloading) karbohidrat pada olahragawan yang masih harus bertanding pada hari-hari berikutnya menjadi sangat perlu mendapat perhatian.
- Terganggunya keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh yang disebabkan oleh terjadinya dehidrasi terjadinya pengeluaran keringat yang berlebihan pada waktu melakukan aktivitas fisik yang berat dan berlangsung lama. Kelelahan dalam hal ini dapat bersifat akut sampai dengan sub akut. Pemulihan untuk hal ini ialah dengan rehidrasi dan pemberian elektrolit yang cukup dan akurat.
- Terimbunnya sampah olahdaya metabolisme akibat dari melaksanakan aktivitas fisik yang berat dan atau berlangsung lama, disertai adanya sirkulasi jaringan yang tidak cukup oleh karena kurang sesuainya tingkat keterlatihan atau kebugaran jasmani pelaku dengan tuntutan fisik cabang olahraganya, disebabkan rendahnya kebugaran sistem kardio sirkular respirasi dan dengan sendirinya kapasitas aerobik pelaku yang bersangkutan. Tidak adekuatnya sirkulasi jaringan menyebabkan terhambatnya pembuangan sampah olahdaya (metabolisme), dengan akibat tertimbunnya sampah dan terjadinya kelelahan pada jaringan otot yang bersangkutan hanya pada kondisi inilah maka massage merupakan rekayasa percepatan pemulihan yang tepat.
Pemulihan ialah diperolehnya kembali kondisi homeostatis yang normal, yaitu kondisi fisiologis yang terbaik bagi sel-sel tubuh.
Gangguan homeostasis pada ketiga keadaan tersebut di atas secara subjektif akan terasa sebagai kelelahan, yang bersifat akut sampai kepada yang bersifat kronik. Kelelahan yang bersifat kronik terjadi oleh karena tidak sempurnanya pemulihan dari kelelahan sebelumnya yang menyebabkan terjadi terjadinya akumulasi kelelahan. Akumulasi kelelahan terjadi akibat gangguan homeostatis berkepanjangan yang menyebabkan menurunnya kinerja sel. Oleh karena itu kelelahan kronis berdampak buruk bagi penampilan atlet pada hari-hari berikutnya oleh karena atlet harus bertanding dalam kondisi homeostatis yang tidak normal, yang akan menjadi semakin tidak normal dengan tidak sempurnanya pemulihan setiap setelah pelatihan dan khususnya setelah pertandingan. Oleh karena itu pula maka pemulihan terhadap kelelahan oleh penyebab (mekanisme) yang manapun, sudah harus pulih dalam waktu 24 jam sejak dimulainya pertandingan. Di sinilah letak pentingnya atlet dan khususnya pelatih memahami bentuk dan mekanisme terjadinya kelelahan agar mereka dapat menggunakan rekayasa bantuan pemulihan secara tepat. Oleh karena peran masase bagi pemulihan hanya bermanfaat terhadap kelelahan akibat tertimbunnya sampah olahdaya (metabolisme).
Fisiologi Massage
Massage adalah rekayasa aktivasi mekanisme pompa vena dan pompa limfe (getah bening) secara artifisial untuk mempercepat pemulihan melalui percepatan sirkulasi dalam kondisi istirahat (total berbaring dengan relax). Pada kondisi yang fisiologis aktivitas pompa vena dan pompa limfe terjadi pada kontraksi otot yang dinamis (isotonis) oleh adanya kontraksi dan relaksasi otot yang bergantian. Pada saat otot berkontraksi pembuluh-pembuluh vena dan limfe dalam dan di sekitar otot terjepit, sehingga darah dan limfe terperas keluar dari pembuluh; kemudian pada saat relaksasi pembuluh-pembuluh itu terjadi kembali oleh darah dan limfe yang berasal dari jaringan otot yang aktif, bukan darah dan limfe yang terjadi telah terperas keluar. Oleh karena itu sistem pompa vena dan pompa limpe sering pula disebut sebagai pompa otot, oleh karena aktivitas kedua sistem pompa itu terjadi bila ada kontraksi otot yang dinamis.
Massage adalah rekayasa aktivasi mekanisme pompa vena dan pompa limfe (getah bening) secara artifisial untuk mempercepat pemulihan melalui percepatan sirkulasi dalam kondisi istirahat (total berbaring dengan relax).
Dengan menjadi aktifnya sistem pompa otot, terjadilah percepatan sirkulasi jaringan di dalam otot yang aktif. Percepatan sirkulasi ini membantu mekanisme pemeliharaan homeostatis dan mempercepat pemulihan (di dalam aktivitas olahraga) oleh terjadinya percepatan pasokan semua zat kebutuhan jaringan serta percepatan pembuangan sampah olahdaya (metabolisme)-nya. Demikianlah pada olahraga, selain terjadi aktivasi sistem sirkulasi yang bersifat sistemik (aktivasi dari ergosistema II), terjadi pula aktivasi sistem sirkulasi yang bersifat lokal pada bagian otot yang aktif.
Mekanisme demikian sangat perlu dimanfaatkan pada pemulihan total (atlet telah selesai melakukan olahraga) maupun pada pemulihan parsial (atlet memanfaat-kan selang waktu yang terjadi dalam pertandingan) melalui apa yang sering disebut sebagai istirahat (active rest) atau pendinginan (cooling down) pada pemulihan total. Hakekat dari pendinginan dan istirahat aktif adalah massage oleh diri sendiri (auto-massage).
Pada kerja dengan posisi statis terjadi kontraksi otot secara isometris. Pada kontraksi isometris mekanisme pompa otot tidak berfungsi bahkan pembuluh vena maupun limfe, secara terus-menerus dalam kondisi terjepit oleh adanya kontraksi isometris tersebut. Hal ini menghambat pasokan kebutuhan jaringan dan pembuangan sampah dari jaringan otot yang sedang aktif tersebut (sedang berkontraksi isometris). sehingga dengan sendirinya mengundang banyak terjadinya keluhan misalnya pegal otot (muscle soreness). Oleh karena itu, pekerja-pekerja dengan posisi statis-isometris (pengemudi. pekerja-pekerja di belakang meja) perlu melakukan istirahat aktif (auto-massage) setiap selang waktu tertentu misalnya setiap 4 jam untuk selama 5-10 menit.
Dalam pelaksanaannya terdapat bermacam-macam cara massage yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugiannya seperti diuraikan di bawah ini.
1. Cara Manual
Cara Manual, merupakan cara massage yang paling tradisional dan sudah dikenal sejak abad yang lalu. Cara ini bersifat individual artinya seorang juru massage hanya dapat memijat satu orang pada satu waktu. Penilaian penggunaan jasa terhadap hasil massage seorang juru masak bersifat sangatlah subjektif karena setiap juru massage mempunyai metodologinya masing-masing yang kadang tidak konsisten dan bersifat sangat individual. Cara tradisional ini juga terkendala oleh etika/sopan santun, oleh karena itu tidak dapat menjangkau seluruh bagian tubuh.
2. Auto-Massage
Cara ini merupakan cara massage oleh diri sendiri yang mekanisme fisiologisnya sudah dijelaskan yaitu melalui aktivitas mekanisme pompa otot. Oleh karena itu cara ini dapat dilakukan secara massal yaitu dilakukan oleh sejumlah orang jumlah besar orang secara bersama-sama. Dampak dari auto-massage bersifat antara subjektif dan objektif, tergantung cara dan kesungguhan orang melakukan auto-massage ini.
3. E.E.C.P. (Enhanced Extemal Counter Pulsation)
Alat ini seperti manset yang untuk mengukur tekanan darah, dikenakan pada bagian-bagian tubuh (extremitas) yang akan di massage. Alat ini dihubungkan dengan mesin pompa udara yang dapat bekerja sangat cepat menginflasi balon pembalut extremitas termaksud, sehingga terjadi pemijatan pada extremitas seperti halnya manset yang mengukur tekanan darah, kemudian udara secara otomatis dikeluarkan. Demikian terjadi secara berulang-ulang sehingga terjadi mekanisme seperti halnya pada massage. Namun alat ini didesain secara khusus yaitu inflasi terjadi pada saat diastole, sedangkan deflasi terjadi pada saat sistole. Jadi frekuensi inflasi-deflasi ini harus benar-benar sesuai dengan frekuensi denyut jantung, dan alat ini memang sudah dirancang untuk dapat diatur secara demikian dengan demikian dampak masa ini memang benar-benar untuk mempercepat aliran balik vena (venous retum). Akan tetapi cara massage ini bersifat individual dan yang terutama terjadi menjadi kendala adalah biayanya yang mahal dan hanya dapat diperoleh pada tempat-tempat tertentu. misalnya Bagian Fisioterapi Rumah Sakit Besar. Dampak dari masa ini memang bersifat objektif, oleh karena mekanismenya yang bersifat sangat konsisten.
4. Hydro-massage: mengenai hydro-massage akan dibahas pada postingan tersendiri.
0 Response to "Fisiologi Massage, Pemulihan Kelelahan (Recovery) dalam Olahraga"
Post a Comment